Posted by : Unknown
Saterdag 20 April 2013
BAB
I
PENDAHULUAN
Salah satu masalah yang dihadapi di dunia pendidikan kita sekarang
ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran,
anak kurang didorong untuk mengembangkan kemempuan berpikir. Proses
pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemempuan anak untyuk menghafal
informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi
tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk
menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika anak didik kita
lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, akan tetapi mereka miskin
aplikasi.
Mengajar bukan sekedar menyampaikan materi kepada peserta didik. Mengajar merupakan suatu proses mengubah perilaku siswa baik secara intelektual, sikap maupun keterampilan yang dimiliki kearah yang diharapkan. Untuk itu seorang guru harus memiliki kemampuan khusus dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa. Itulah sebabnya guru dapat dikatakan sebagi pekerjaan professional.
Mengajar bukan sekedar menyampaikan materi kepada peserta didik. Mengajar merupakan suatu proses mengubah perilaku siswa baik secara intelektual, sikap maupun keterampilan yang dimiliki kearah yang diharapkan. Untuk itu seorang guru harus memiliki kemampuan khusus dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa. Itulah sebabnya guru dapat dikatakan sebagi pekerjaan professional.
Salah satu cara untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran di sekolah adalah memilih atau menetapkan strategi pembelajaran yang resmi dengan kondisi yang diprediksi dapat mempengaruhi hasil belajaran yang akan dicapai oleh siswa. Agar hal ini tercapai guru harus memiliki kemauan dan kemampuan yang memadai untuk mengembangkan atau menetapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pengajaran. Dengan adanya srtategi pembelajaran diharapkan peserta didik kita akan menjadi lebih baik dan dapat dengan mudah menerima pembelajarannya, serta dapat langsung di implikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
·
Apa yang
dimaksud dengan pengertian strategi,metode dan pendekatan pembelajaran.?
·
Apa saja
jenis-jenis dari strategi pembelajaran.?
·
Bagaimana cara mempertimbangkan pemilihan
strategi pembelajran?
·
Apa yang menjadi prinsip-prinsip penggunaan
strategi pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan.?
·
Apa yang di maksud dengan pembelajaran
berorientasi aktivitas siswa?
1.3. Tujuan
Makalah ini ditulis
bertujuan :
·
Untuk Mengetahui pengertian strategi,metode dan
pendekatan pembelajaran
·
Untuk Mengetahui jenis-jenis dari strategi
pembelajaran
·
Untuk Mengetahui cara mempertimbangkan pemilihan
strategi pembelajran.
·
Untuk Mengetahui prinsip-prinsip penggunaan
strategi pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan.
·
Untuk
Mengetahui pembelajaran berorientasi aktivitas siswa.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi, Metode , dan Pendekatan Pembelajaran
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan
diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan
suatu peperangan. Seorang yang berperang dalam mengatur strategi, untuk
memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan menimbang
bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun
kual¬itasnya. Setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia akan menyusun
tindakan yang harus dilakukan, baik tentang siasat peperangan yang harus
dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu yang tepat untuk
melakukan suatu serangan. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu memperhitungkan
berbagai faktor, baik dari dalam maupun dari luar.
Dari ilustrasi tersebut dapat disimpulkan, bahwa strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular education goal. Jadi, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Menurut Sanjaya Wina (2007) istilah strategi, sebagaimana banyak istilah lainnya, dipakai dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Di dalam konteks belajar-mengajar, strategi berarti pola umum perbuatan guru-peserta didik di dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar. Sifat umum pola tersebut berarti bahwa macam dan urutan perbuatan yang dimaksud tampak dipergunakan dan/atau dipercayakan guru-peserta didik di dalam bermacam-macam peristiwa belajar. Dengan demikian maka konsep strategi dalam hal ini menunjuk pada karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru-peserta didik di dalam peristiwa belajar-mengajar. Implisit di balik karakteristik abstrak itu adalah rasional yang membedakan strategi yang satu dari strategi yang lain secara fundamental. istilah lain yang juga dipergunakan untuk maksud ini adalah model-model mengajar.
Dari ilustrasi tersebut dapat disimpulkan, bahwa strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular education goal. Jadi, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Menurut Sanjaya Wina (2007) istilah strategi, sebagaimana banyak istilah lainnya, dipakai dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Di dalam konteks belajar-mengajar, strategi berarti pola umum perbuatan guru-peserta didik di dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar. Sifat umum pola tersebut berarti bahwa macam dan urutan perbuatan yang dimaksud tampak dipergunakan dan/atau dipercayakan guru-peserta didik di dalam bermacam-macam peristiwa belajar. Dengan demikian maka konsep strategi dalam hal ini menunjuk pada karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru-peserta didik di dalam peristiwa belajar-mengajar. Implisit di balik karakteristik abstrak itu adalah rasional yang membedakan strategi yang satu dari strategi yang lain secara fundamental. istilah lain yang juga dipergunakan untuk maksud ini adalah model-model mengajar.
Di bawah ini akan diuraikan beberapa definisi tentang strategi
pembelajaran.
• Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
• Kozma (dalam Sanjaya 2007) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
• Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu..
• Dick dan Carey (1990 dalam Sanjaya, 2007) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang/atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas pada prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
• Cropper di dalam Wiryawan dan Noorhadi (1998) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. la menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktikkan.
Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian-pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.
Strategi pembelajaran berbeda dengan desain instruksional karena strategi pembelajaran berkenaan dengan kemungkinan variasi pola dalam arti macam dan urutan umum perbuatan belajar-mengajar yang secara prinsip berbeda antara yang satu dengan yang lain, sedangkan desain instruksional menunjuk kepada cara-cara merencanakan sesuatu sistem lingkungan belajar tertentu, setelah ditetapkan untuk menggunakan satu atau lebih strategi pembelajaran tertentu. Kalau disejajarkan dengan pembuatan rumah, pembicaraan tentang (bermacam-macam) strategi pembelajaran adalah ibarat melacak pelbagai kemungkinan macam rumah yang akan dibangun (joglo, rumah gadang, villa, bale gede, rumah gedung modern, dan sebagainya yang masing-masing menampilkan kesan dan pesan unik), sedang-kan desain instruksional adalah penetapan cetak biru rumah yang akan dibangun itu serta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan langkah-langkah konstruksinya maupun kriteria penyelesaian dari tahap ke tahap sampai dengan penyelesaian akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibuat.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, seorang guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan-tujuan belajar, baik dalam arti efek instruksional maupun efek pengiring, yang ingin dicapai berdasarkan rumusan tujuan pendidikan yang utuh, di samping penguasaan teknis di dalam mendesain sistem lingkungan belajar-mengajar dan mengimplementasikan secara efektif apa yang telah direncanakan di dalam desain instruksional.
Ceramah, diskusi, bermain peran, LCD, video-tape, karya wisata, penggunaan nara sumber, dan lain-lainnya merupakan metode, teknik dan alat yang menjadi bagian dari perangkat alat dan cara di dalam pelaksanaan sesuatu strategi pembelajaran. Juga harus dicatat bahwa dalam peristiwa pembelajaran, seringkali harus dipergunakan lebih dari satu stra-tegi, karena tujuan-tujuan yang akan dicapai juga biasanya kait-mengait satu dengan yang lain dalam rangka usaha pencapaian tujuan yang lebih umum.
Agar tidak bias dalam mendefinisikan strategi pembelajaran, dibutuhkan pemahaman terhadap pengertian-pengertian lain yang mirip dengan strategi pembelajaran yang selalu digunakan seperti model, pendekatan, strategi, metode dan teknik. Dalam referensi kependidikan sering disandingkan antara pengertian-pengertian tersebut dengan maksud yang serupa, namun dalam bahan perkuliahan ini akan diuraikan perbedaan antara model, pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran,Strategi Pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatanyang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan gurudan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Kemp,1995). Dick and Carey (19850) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran ituadalah sesuatu set materi dan prosesdur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
• Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
• Kozma (dalam Sanjaya 2007) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
• Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu..
• Dick dan Carey (1990 dalam Sanjaya, 2007) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang/atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas pada prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
• Cropper di dalam Wiryawan dan Noorhadi (1998) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. la menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktikkan.
Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian-pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.
Strategi pembelajaran berbeda dengan desain instruksional karena strategi pembelajaran berkenaan dengan kemungkinan variasi pola dalam arti macam dan urutan umum perbuatan belajar-mengajar yang secara prinsip berbeda antara yang satu dengan yang lain, sedangkan desain instruksional menunjuk kepada cara-cara merencanakan sesuatu sistem lingkungan belajar tertentu, setelah ditetapkan untuk menggunakan satu atau lebih strategi pembelajaran tertentu. Kalau disejajarkan dengan pembuatan rumah, pembicaraan tentang (bermacam-macam) strategi pembelajaran adalah ibarat melacak pelbagai kemungkinan macam rumah yang akan dibangun (joglo, rumah gadang, villa, bale gede, rumah gedung modern, dan sebagainya yang masing-masing menampilkan kesan dan pesan unik), sedang-kan desain instruksional adalah penetapan cetak biru rumah yang akan dibangun itu serta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan langkah-langkah konstruksinya maupun kriteria penyelesaian dari tahap ke tahap sampai dengan penyelesaian akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibuat.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, seorang guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan-tujuan belajar, baik dalam arti efek instruksional maupun efek pengiring, yang ingin dicapai berdasarkan rumusan tujuan pendidikan yang utuh, di samping penguasaan teknis di dalam mendesain sistem lingkungan belajar-mengajar dan mengimplementasikan secara efektif apa yang telah direncanakan di dalam desain instruksional.
Ceramah, diskusi, bermain peran, LCD, video-tape, karya wisata, penggunaan nara sumber, dan lain-lainnya merupakan metode, teknik dan alat yang menjadi bagian dari perangkat alat dan cara di dalam pelaksanaan sesuatu strategi pembelajaran. Juga harus dicatat bahwa dalam peristiwa pembelajaran, seringkali harus dipergunakan lebih dari satu stra-tegi, karena tujuan-tujuan yang akan dicapai juga biasanya kait-mengait satu dengan yang lain dalam rangka usaha pencapaian tujuan yang lebih umum.
Agar tidak bias dalam mendefinisikan strategi pembelajaran, dibutuhkan pemahaman terhadap pengertian-pengertian lain yang mirip dengan strategi pembelajaran yang selalu digunakan seperti model, pendekatan, strategi, metode dan teknik. Dalam referensi kependidikan sering disandingkan antara pengertian-pengertian tersebut dengan maksud yang serupa, namun dalam bahan perkuliahan ini akan diuraikan perbedaan antara model, pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran,Strategi Pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatanyang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan gurudan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Kemp,1995). Dick and Carey (19850) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran ituadalah sesuatu set materi dan prosesdur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Metode adalah suatu upaya mengimplementasi rencana yang sudah
disusun dalamkegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metodedigunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
disusun.
Pendekatan
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses
pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran dapat diturunkan dari
pendekatan.
B.Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
Rowntree (1974) mengelompokan strategi
pembelajaran ke dalam strategi penyampaian-penemuan atau exposition-discovery learning, strategi, pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaaran
individual atau groups-individual learning.
·
Strategi exposition,
bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasainya
dan tidak dituntut untuk mengolahnnya.Dengan demikian, dalam strategi ini guru berperan sebagai pemberi
informasi. Berbedadengan strategi discovery. Dalam strategi ini, bahan pelajaraan dicati dan
ditemukansendiri oleh siswa melalui berbagai akrtivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya.
·
Strategi belajar individual
dilakukan oleh siswa secara mandiri.
Kecepatan dankeberhasilan
pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang
bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain
untuk belajar sendiri.
·
Strategi belajar kelompok
dilakukan
secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh seorang atau beberapa orang
guru. Strategi ini tidak memperhatikan kecepatan belajar individual. Setiap individu adalah sama. Oleh karena itu seringkali
terjadiketidakmetaraan keberhasilan belajar yang
diinginkan.
Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi
Pembelajaran dalam Konteks Standar ProsesPendidikan.Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran
adalah tidak semua strategicocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan
semua keadaan. Setiap strategimemiliki kekhasan sendiri-sendiri dan guru harus mampu memilih strategi yang
dianggap
cocok dengan keadaan. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsipumum
openggunaan strategi pembelajaran sebagi berikut:
1.Strategi
pembelajaran harus berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai
2.Strategi
pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.
3.Strategi
pembelajaran harus dapat memperhatikan individualitas siswa.
4.Strategi pemgnbelajaran harus dapat mengembangkan
seluruh aspek kepribadiansiswa secara terintegrasi.
Oleh karena itu, ada prinsip khusus dalam pengeoloaan pembelajaran,yaitu:
1.Interaktif 2.Inspiratif 3.Menyenangkan4.Menantang5.Memotivasi
C. Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran
Beberapa
prinsip-prinsip yang mesti dilakukan oleh pengajar dalam me-milih strategi
pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut mesti berdasarkan
pada penetapan.
1.
Tujuan Pembelajaran
Penetapan
tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru dalam memilih metode yang
akan digunakan di dalam menyajikan materi pengajaran. Tujuan pembelajaran
merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta kemampuan
yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan menggunakan
metode-metode pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi)
atau keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan
proses pembelajaran tertentu. Terdapat empat komponen pokok dalam merumuskan
indikator hasil belajar yaitu:
a. Penentuan subyek
belajar untuk menunjukkan sasaran relajar.
b. Kemampuan atau
kompetensi yang dapat diukur atau yang dapat ditam-pilkan melalui peformnce
siswa.
c. Keadaan dan situasi
dimana siswa dapat mendemonstrasikannya.
d. Standar kualitas dan
kuantitas hasil belajar.
Berdasarkan
indikator dalam penentuan tujuan pembelajaran maka dapat dirumuskan tujuan
pembelajaran mengandung unsur : Audience (peserta didik), Behavior (perilaku
yang harus dimiliki), Condition (kondisi dan situ-asi) dan Degree (kualitas dan
kuantĂtas hasil belajar).
2.
Aktivitas dan Pengetahuan Awal Siswa
Belajar merupakan
berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Karena itu strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.
Aktivitas tidak dimaksudkan hanya terbatas pada aktifitas fisik saja akan
tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis atau aktivitas mental. Pada
awal atau sebelum guru masuk ke kelas memberi materi pengajaran kepada siswa,
ada tugas guru yang tidak boleh dilupakan adalah untuk mengetahui pengetahuan
awal siswa. Sewaktu memberi materi pengajaran kelak guru tidak kecewa dengan
hasil yang dicapai siswa, untuk mendapat pengetahuan awal siswa guru dapat
melakukan prates tertulis, tanya jawab di awal pelajaran. Dengan mengetahui
pengetahuan awal siswa, guru dapat menyusun strategi memilih metode
pembelajaran yang tepat pada siswa-siswa. Pengetahuan awal dapat berasal dari
pokok bahasan yang akan kita ajarkan, jika siswa tidak memiliki prinsip,
konsep, dan fakta atau memiliki pengalaman, maka kemungkinan besar mereka belum
dapat dipergunakan metode yang bersifat belajar mandiri, hanya metode yang
dapat diterapkan ceramah, demons-trasi, penampilan, latihan dengan teman,
sumbang saran, pratikum, bermain peran dan lain-lain. Sebaliknya jika siswa
telah memahami prinsip, konsep, dan fakta maka guru dapat mempergunakan metode
diskusi, studi mandiri, studi kasus, dan metode insiden, sifat metode ini lebih
banyak analisis, dan memecah masalah.
3.
Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan
Mengajar merupakan
usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Oleh karena itu dalam pengelolaan
pembelajaran terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui di antaranya:
a. Interaktif
Proses pembelajaran
merupakan proses interaksi baik antara guru dan siswa, siswa dengan siswa atau
antara siswa dengan lingkungannya. Melalui proses interaksi memungkinkan
kemampuan siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual.
b. Inspiratif
Proses pembelajaran
merupakan proses yang inspiratif, yang memung-kinkan siswa untuk mencoba dan
melakukan sesuatu. Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan
inspirasinya sndiri, sebab pengetahuan pada dasarnya bersifat subjektif yang
bisa dimaknai oleh setiap subjek belajar.
c. Menyenangkan
Proses pembelajaran
merupakan proses yang menyenangkan. Proses pembelajaran menyenangkan dapat
dilakukan dengan menata ruangan yang apik dan menarik dan pengelolaan
pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan model
pembelajaran, media dan sumber-sumber belajar yang relevan.
d. Menantang
Proses pembelajaran
merupakan proses yang menantang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir,
yakni merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan itu dapat ditumbuhkan
dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencoba-coba,
berpikir intuitif atau bereksplorasi.
e. Motivasi
Motivasi merupakan
aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Motivasi dapat diartikan sebagai
dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak dan melakukan sesuatu. Seorang
guru harus dapat menunjuk-kan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi
kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya sekadar untuk
memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi
kebutuhan-nya.
4.
Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang
Waktu yang tersedia
dalam pemberian materi pelajaran satu jam pelajaran 45 menit, maka metode yang
dipergunakan telah dirancang sebelumnya, termasuk di dalamnya perangkat
penunjang pembelajaran, perangkat pembe-lajaran itu dapat dipergunakan oleh
guru secara berulang-ulang, seperti trans-paran, chart, video pembelajaran,
film, dan sebagainya. Metode pembelajaran disesuaikan dengan materi, seperti
Bidang Studi Biologi, metode yang akan diterapkan adalah metode praktikum,
bukan berarti metode lain tidak kita pergunakan, metode ceramah sangat perlu
yang waktunya dialokasi sekian menit untuk memberi petunjuk, aba-aba, dan
arahan. Kemudian memungkinkan mempergunakan metode diskusi, karena dari hasil
praktikum siswa memerlukan diskusi kelompok untuk memecah masalah/problem yang
mereka hadapi.
5.
Jumlah Siswa
Idealnya metode yang
kita terapkan di dalam kelas perlu mempertimbangkan jumlah siswa yang hadir,
rasio guru dan siswa agar proses belajar mengajar efektif, ukuran kelas
menentukan keberhasilan terutama pengelolaan kelas dan penyampaian materi.
Para ahli pendidikan
berpendapat bahwa mutu pengajaran akan tercapai apabila mengurangi besarnya kelas,
sebaliknya pengelola pendidikan mengatakan bahwa kelas yang kecil-kecil
cenderung tingginya biaya pendidikan dan latihan. Kedua pendapat ini
bertentangan, manakala kita dihadapkan pada mutu, maka kita membutuhkan biaya
yang sangat besar, bila pendidikan mempertimbangkan biaya sering mutu
pendidikan terabaikan, apalagi saat ini kondisi masyarakat Indonesia mengalami
krisis ekonomi yang berkepanjang-an. Pada sekolah dasar umumnya mereka menerima
siswa maksimal 40 orang, dan sekolah lanjutan maksimal 30 orang. Kebanyakan
ahli pendidikan berpendapat idealnya satu kelas pada sekolah dasar dan sekolah
lanjutan 24 orang Ukuran kelas besar dan jumlah siswa yang banyak, metode
ceramah le-bih efektif, akan tetapi yang perlu kita ingat metode ceramah
memiliki banyak kelemahan dibandingkan metode lainnya, terutama dalam
pengukuran keber-hasilan siswa. Disamping metode ceramah guru dapat
melaksanakan tanya jawab, dan diskusi. Kelas yang kecil dapat diterapkan metode
tutorial karena pemberian umpan balik dapat cepat dilakukan, dan perhatian
terhadap kebu-tuhan individual lebih dapat dipenuhi.
6.
Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar
Guru yang baik adalah
guru yang berpengalaman, pribahasa mengatakan ”Pengalaman adalah guru yang
baik”, hal ini diakui di lembaga pendidik-an, kriteria guru berpengalaman, dia
telah mengajar selama lebih kurang 10 tahun, maka sekarang bagi calon kepala
sekolah boleh mengajukan permohonan menjadi kepala sekolah bila telah mengajar
minimal 5 tahun. Dengan demikian guru harus memahami seluk-beluk persekolahan.
Strata pendidikan bukan menjadi jaminan utama dalam keberhasilan belajar akan
tetapi penga-laman yang menentukan, umpamanya guru peka terhadap masalah,
memecahkan masalah, memilih metode yang tepat, merumuskan tujuan instruksional,
memotivasi siswa, mengelola siswa, mendapat umpan balik dalam proses belajar
mengajar. Jabatan guru adalah jabatan profesi, membutuhkan pe-ngalaman yang
panjang sehingga kelak menjadi profesional, akan tetapi profesional guru belum
terakui seperti profesional lainnya terutama dalam upah (payment), pengakuan
(recognize). Sementara guru diminta memiliki penge-tahuan menambah pengetahuan
(knowledge esspecialy dan skill) pelayanan (service) tanggung jawab
(responsbility)dan persatuan (unity) (Glend Langford, 1978).
Disamping
berpengalaman, guru harus berwibawa. Kewibawaan me-rupakan syarat mutlak yang
bersifat abstrak bagi guru karena guru harus berhadapan dan mengelola siswa
yang berbeda latar belakang akademik dan so-sial, guru merupakan sosok tokoh
yang disegani bukan ditakuti oleh anak-anak didiknya. Kewibawaan ada pada orang
dewasa, ia tumbuh berkembang mengikuti kedewasaan, ia perlu dijaga dan dirawat,
kewibawaan mudah lun-tur oleh perbuatan-perbuatan yang tercela pada diri
sendiri masing-masing. Jabatan guru adalah jabatan profesi terhomat, tempat
orang-orang bertanya, berkonsultasi, meminta pendapat, menjadi suri tauladan
dan sebagainya, ia mengayomi semua lapisan masyarakat.
D.
Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar Proses
Pendidikan.
Prinsip umum penggunaan
strategi pembelajaran adalah tidak semua strategi cocok digunakan untuk
mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan
sendiri-sendiri dan guru harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok
dengan keadaan. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip umum
penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut:
1. Strategi
pembelajaran harus berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai.
2. Strategi
pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.
3. Strategi
pembelajaran harus dapat memperhatikan individualitas siswa.
4.
Strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa
secara terintegrasi.
E. Pembelajaran Berorientasi Aktivitas
Siswa (PBAS)
1. Konsep dan Tujuan
PBAS dapat dipandang sebagai suatu
pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktiivitas siswa secara
optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognotif,
afektif, dan psikomotor secara berkembang. Dari konsep diatas dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa tujuan dari PBAS adalah untuk membantu peserta didik
agar bisa belajar mandiri dan kreatif, sehingga ia dapat memmperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat menunjang terbentuknya
kepribadian yang mandiri. Jika dihubungkan dengan tujuan pendidikan nasional
maka PBAS adalah pendekatan yang paling sesuai untuk dikembangkan.
2. Peran Guru Dalam Impementasi PBAS
Dalam implementasi
PBAS, guru tidak berperan sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas
menuangkan materi pelajaran kepada siswa, tetapi yang lebih penting adalah
bagaimana memfasilitasi siswa agar belajar. Oleh karena itu, penerapan PBAS
menuntut guru untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan
mengajaranya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa. Untuk itu ada
beberapa kegiatan yang dapat dilakukun guru, diantaranya adalah :
a.
Mengemukakan berbagai alternative tujuan pembelalajaran yang harus dicapai
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
b.
Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa.
c.
Memeberikan informasi tentang kegiatan pembelajaaan yang harus dilakukan.
d.
Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing, dan lain
sebagainya melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.
e.
Memberikan bantuan pelayanan pada siswa yang membutuhkan.
f.
Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan.
3. Penerapan PBAS dalam
Proses Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar PBAS
diwujudkan dalam berbbagai bentuk kegiatan, seperti mendengarkan, berdiskusi,
memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya.
Keaktifan siswa ada yang secara lanngsung dapat diamati dan ada pula yang tidak
dapat secara langsung teramati. Kadar PBAS tidak hanya ditentukan oleh
aktivitas fisik semata, akan tetapi juga ditentukan oleh akktivitas nonfisik
seperti mental, intelektual, dan emosional.
4. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Keberhasilan PBAS
Keberhasilan penerapan
PBAS dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh :
a. Guru
§ Kemampuan guru
§ Sikap professional
guru
§ Latar belakang
pendidikan dan pengalaman mengajar guru
b. Sarana belajar
§ Ruang kelas
§ Media dan sumber
belajar
§ Lingkungan belajar
KESIMPULAN
* Ada
dua hal yang patut dicermati dari pengertian-pengertian strategi pembelajaran
Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses
penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun
untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan
strategi adalah pencapaian tujuan.
* Metode
diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam kaitannya dengan pembelajaran metode didefinisikan sebagai
cara-cara menyajikan bahan pelajara pada peserta didik untuk tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan
*
Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran.
Teknik adalah cara yang dilakukan orang dalam rangka mengimplementasikan suatu
metode yaitu cara yang harus dilakukan agar metode yang dilakukan berjalan
efektif dan efisien. Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu
teknik atau metode tertentu. Dengan demikian, taktik sifatnya lebih individual.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik,
Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito
Ibrahim R, Syaodih S Nana. 2003.
Ed.
Allyn & Bacon: London Nasution. S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses
Belajar dan Menga-jar. Jakarta: Bumi Aksara.
Related Posts :
- Back to Home »
- Pendidikan »
- STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA